here i’am

0499wellcome to my blog…   ^_^

Leave a comment »

“MODULE DRAW CLOTH”

MODULE DRAW CLOTH

 compiled by :

Dra.Hj. Zakiyatul Jamilah

 

Vocational High school Country of 6 Semarang 2008

 

 

 

Preface

Vocational High school  as ready skilled  of middle level expected can supply the alumna with standard interest and also have the attitude and behavior matching with [job/activity] world demand. In line with that, various effort done to education organizer specially SMK have the performance which have standard according to agreement with [among/between] industry and schools.

For the agenda of reaching the purpose with, whole citizen go to school and infrastructure related/relevant which apply the program validation by industry .With that way expected by the graduate SMK acceptable [at] the industry relevant ion interest and level [at] work in industry.

Technology study, educator energy and study items have the [is] same strategy in reaching the purpose. Study items strived it to either through methodologies and application. This module is made pursuant to requirement of industry to graduate interest SMK.

We evaporate many thanks to all attention which have assisted lapped over of module draw this. All the aids forming the prostitute and non items hopefully be of benefit to student specially and education world in general

 

 

 

                                                           Semarang januari 2009

                                                                     Compiled

 

 

                                                           Dra. Hj. Zakiyatul Jamilah

 

for more information, please click here

Leave a comment »

Upaya Menciptakan Fun Learning Melalui

Upaya Menciptakan Fun Learning Melalui E-Learning dan Quontum Teacher

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dimana persaingan di berbagai bidang sangat ketat. Diperlukan peningkatan sumber daya manusia diberbagai bidang agar eksistensi suatu bangsa semakin kuat. Melalui pendidikan, kualitas sumber daya manusia dapat lebih professional sesuai bidang masing masing. Tujuan pendidikan di Indonesia diantaranya adalah meningkatkan kecerdasan bangsa, seperti yang tertuang dalam pembukaan undang undang dasar 1945. Bangsa yang cerdas mencerminkan kondisi Negara yang aman, sejahtera dan berakhlak mulia. Menuju bangsa yang sejahtera secara lahiriyah dan batiniah diperlukan proses yang saling bersinergi agar terjadi interaksi positif menuju cita cita bersama. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam rangka membekali anak didik sebagai penerus bangsa, pemilik hari esok yang diharapkan menjadi lebih baik (Engkoswara, 1986 : 3). Dalam undang-undang No. 2 tahun 1989 dikatakan bahwa salah satu penentu peningkatan kualitas pendidikan adalah Guru. Guru yang professional mampu berperan sebagai motivator, fasilitator bagi anak didiknya dalam rangka meningkatkan sumber dayanya. Untuk menjadi guru yang professional diperlukan kompetensi yang mencerminkan kecerdasan dalam intelektual, emosional dan spiritual. Ketiga kecerdasan tersebut mampu memotivasi diri agar senantiasa dapat bersaing dalam perkembangan ilmu dan teknolodi (iptek), sukses dalam bersosialisasi serta memaknai terhadap segala perilaku adalah ibadah yang bersifat fitrah. ( Ary Ginanjar Agustian, 2001 : 57). Berbagai upaya dilakukan untuk menciptakan suasana yang mendukung interaksi positif dalam proses pembelajaran dalam rangka melaksanakan kegiatan di bidang pendidikan. Proses interaksi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, melibatkan berbagai pihak yang saling berkaitan. Pihak pihak yang berkompeten dalam proses pembelajaran saling bekerja sama menciptakan model pembelajaran yang tepat sesuai tujuan yang akan dicapai bersama . Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan kondusif mampu membantu siswa termotivasi untuk berperan aktif memenuhi kebutuhan keingintahuan dalam domain pengetahuan / knowledge, ketrampilan / skill serta tingkah laku positif / attitude. Berbagai teori tentang belajar memberikan pilihan kepada warga belajar untuk menerapkan strategi model belajar yang tepat sehingga proses pembelajaran di kelas bukan merupakan beban atau kewajiban tetapi sebagai kebutuhan pokok /urgen. Pembelajaran yang menyenangkan / fun learning melalui quantum teaching mampu memotivasi siswa dalam belajar. Pembelajaran yang didukung oleh motivasi akan memudahkan pencapaian tujuan secara profesional berkualitas, sesuai target yang telah ditetapkan . Untuk melaksanakan strategi pembelajaran quantum teaching diperlukan kemampuan seorang guru menjadi quantum teacher. Ciri seorang quantum teacher , salah satunya adalah memiliki kemampuan berkomunikasi yang digabungkan dengan rancangan pengajaran yang efektif, sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang dinamis bagi siswa. Teknologi komunikasi yang berkembang pesat saat ini, mengharuskan kita untuk berpacu meningkatkan sumber daya seiring dengan era global yang ditandai dengan kemudahan mengakses berbagai informasi dari dunia maya. Internet sebagai sarana berkomunikasi , telah memudahkan kita untuk mencari informasi terkini. (Yayan Sopyan 2007 : v ). Jaringan internet juga dapat digunakansebagai media konferensi dalam diskusi tanpa harus bertatap muka secara langsung satu dengan lainnya, tetapi hanya melalui layar computer pribadi masing masing sejauh apapun jaraknya. ( Budi Setyo Dharma Oetomo, S.Kom, M M. 2002 : 52 ) Kemudahan ini harus dikuasai seorang guru untuk mentransfer informasi kepada siswa, agar proses pembelajaran seiring sejalan dengan kemajuan teknologi komunikasi . Dengan sarana internet diperoleh pembelajaran yang menyenangkan ( fun learning ), karena warga belajar dapat menjelajah dunia maya. Guru merupakan ujung tombak ( pelaksana terdepan ) pendidikan di sekolah. Sebagai factor kunci penentu dalam proses belajar mengajar dikelas. Salah satu komponen yang menempati posisi sentral dan strategis dalam sistem pendidikan, guru harus senantiasa mengasah kretivitas dan memiliki inovasi terkini khususnya dalam bidang teknologi pembelajaran. Mengingat begitu pentingnya posisi guru dalam proses belajar mengajar, jika terjadi ketidak berhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajar maka gurulah komponen pertama yang dipertanyakan perannya dalam mengelola kelas. Sebagai salah satu penentu keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran siswa di kelas, guru dituntut untuk setiap saat berperi laku sebagai seorang motivator sekaligus vasilitator bagi siswanya. Motivasi merupakan pendorong yang pertama dan utama bagi seseorang dalam melakukan aktivitas. Guru dan siswa yang terlibat secara langsung dan bersama sama haruslah memiliki motivasi yang kuat dalam rangka mewujutkan satu tujuan pembelajaran. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dapat berdampak positif bila didorong oleh suatu kekuatan diri dalam diri orang tersebut. Kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi. Jika guru dan siswa memiliki motivasi yang kuat dalam rangka mencapai tujuan bersama , maka akan terjadi interaksi yang dinamis yang mampu mengubah energi menjadi cahaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bobby DePorter, Mark Reardon, & Sarah Singer-Nourie dalam bukunya Quantum Teaching bahwa definisi quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Fun learning dapat terjadi jika seorang guru mampu menjadi fasilitator yang berciri quantum teaching , Sebaliknya, quantum teacher mampu menyelenggarakan proses belajar mengajar yang menyenangkan ( fun learning ). Kolaborasi antara quantum teaching dan media internet diharapkan dapat menciptakan model pembelajaran yang menyenangkan / fun learning. Motivasi belajar yang tulus, antusias dan humoris, sesuai dengan ciri ciri guru yang memperoleh hasil quantum (kuantum), mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan akan berdampak pada ketercapaian tuuan pembelajaran secara maksimal. Pada penelitian ini, peneliti mencoba mengamati dampak fun learning melalui quantum teaching yang menggunakan internet sebagai media pembelajarannya. Internet sebagai salah satu ciri e- education, yang dikemas oleh seorang quantum teacher diharapkan menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan dan terkini. Dalam mata pelajaran menggambar busana, siswa diharuskan mampu menciptakan desain busana yang terkini sesuai perkembangan mode. Sebuah ide terkadang muncul setelah melihat sebuah karya orang lain. Bukan berarti meniru, tetapi memodifikasi / mencipta yang baru berdasarkan bentuk lama sebagai umpan. Hal ini biasa dilakukan dalam mencipta sebuah desain busana agar karya kita terkini dan sesuai perkembangan mode yang sedang disukai. Menciptakan sebuah karya seni memerlukan suasana hati yang riang dan tidak terbelenggu oleh apapun. Melalui fun learning yang dalam prosesnya mermodel e-education dan dibimbing seorang guru berjiwa quantum teaching diharapkan siswa dapat menciptakan desain busana sesuai perkembangan mode yang terkini.

 B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan menemukan upaya menciptakan fun learning (pembelajaran yang menyenangkan) melalui quantum teacher yang menggunakan internet sebagai media pembelajaran / e – Education . Melalui rumusan pertanyaan sebagai berikut : Apakah seorang quantum teacher dan e-Education mampu menciptakan model pembelajaran yang menyenangkan fun learning ?

 C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah ingin mengetahui: 1. Siapakah yang dimaksud quantum teacher? 2. Bagaimanakah ciri ciri seorang quantum teacher ? 3. Apakah yang dimaksud dengan e- Education ? 4. Bagaimana ciri ciri e – Education ? 5. Apakah yang dimaksud pembelajaran yang menyenangkan / fun learning ? 6. Bagaimanakah ciri ciri pembelajaran yang menyenangkan /fun learning ? 7. Apakah seorang quantum teaching dan e-education mampu menciptakan model pembelajaran yang menyenangkan / fun learning ?

D. Manfaat penelitian

1. Memberikan informasi kepada pihak yang terkait tentang identifikasi fun learning dan permasalahannya, sehingga dapat memperkaya pengetahuan tentang model pembelajaran yang menyenangkan . 2. Mengembangkan pengetahuan tentang model mengajar bagi guru yang dapat diterapkan pada pembelajaran yang menyenangkan, yaitu quantum teaching oleh seorang quantum teacher. 3. Menjelaskan secara teori dan praktik tentang e – Education khususnya internet sebagai media belajar yang menyenangkan dan terkini. 4. Meningkatkan kompetensi siswa dalam menciptakan desain busana melalui internet. 5. Memperoleh informasi tentang meningkatnya motivasi siswa dalam pembelajaran yang menyenangkan ( fun learning ) . 6. Mengetahui dampak fun learning terhadap hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran menggambar busana. Manfaat penelitian ini yang utama ditujukan kepada siswa agar dapat meningkatkan kompetensi dalam menggambar busana melalui internet .Siswa akan mengalami proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga motivasi belajar siswa meningkat yang selanjutnya akan berdampak pada hasil belajar yang maksimal. Guru memiliki wawasan yang menakjubkan dengan berperan sebagai quantum teacher.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Fun learning

Fun learning atau pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan melalui berbagai strategi yang diawali dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan akan menghasilkan siswa yang riang penuh tanggung jawab dalam mencapai tujuan belajar. Proses belajar mengajar di kelas dapat diubah menjadi komunitas belajar atau masyarakat mini yang setiap detailnya telah digubah secara seksama untuk mendukung belajar optimal, yaitu dengan cara anda mengatur bangku, menentukan kebijakan kelas, hingga cara anda merancang pengajaran. Kelas dapat diubah menjadi rumah tempat siswa terbuka terhadap umpan balik dan mancari respon, serta menjadikan kelas sebagai tempat belajar untuk mengakui dan mendukung orang lain, juga tempat mereka mengalami kegembiraan, kepuasan, memberi dan menerima, belajar dan tumbuh. Kontek menata kelas bak sebuah panggung belajar, tempat siswa mengalami perubahan tingkah laku dengan suasana kegembiraan mempunyai empat aspak, yaitu suasana, landasan, lingkungan dan rancangan. Aspek suasana mencakup bahasa yang dipergunakan, cara menjalin simpati, serta sikap terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar (Bobbi DePotter, Mark Reardon,& Sarah Singer- Nourie : 2000 : 14 ). Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan social atau suasana kelas adalah penentu psikhologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Suasana atau keadaan kelas menunjukkan arena belajar yang dipengaruhi emosi. Suasana kelas dapat dibuat biasa saja, atau merupakan suatu penemuan yang luar biasa. Aspek untuk membangun suasana yang menyenangkan adalah adanya niat, jalinan rasasimpati dan saling pengertian, keriangan dan ketakjuban, pengambilan resiko, saling memiliki dan ketauladanan. Niat yang kuat seorang guru atau kepercayaan akan kemampuan dan motivasi siswa harus terlihat jelas. Keyakinan seorang guru terhadap keinginan siswa untuk berhasil harus dipercayai , karena keyakinan seseorang mengenai kemampuan dirinya sangat berpengaruh pada kemampuan itu sendiri. Jalinan rasa simpati dan saling pengertian dapat menarik keterlibatan siswa. Hubungan ini akan membangun jembatan menuju suasana yang menggairahkan bagi siswa, membuka jalan memasuki suasana baru, berbagi kesuksesan dan berbicara dengan hati nurani. Membina hubungan baik dapat memudahkan melibatkan siswa dalam pengelolaan kelas sehingga dapat meningkatkan kegembiraan dalam proses belajar mengajar. Hubungan yang terbina dengan baik antara guru dan siswa akan memudahkan siswa menerima kehadiran seorang guru sekaligus dengan ajarannya. Mengenal siswa lebih dekat, merupakan bagian dari menciptakan suasana yang terbuka dan efektif. Berikut adalah saran untuk membina hubungan sehingga timbul rasa simpati dan saling pengertian. – Memperlakukan siswa sebagai manusia yang sederajat. – Mengetahui kemauan siswa, hal yang disukai, cara berfikir serta perasaan mereka memaknai kehidupannya. – Mengetahui hambatan siswa dalam memperoleh sesuatu. – Berbicara secara jujur serta senantiasa melibatkan siswa dalam bersenag senang di kelas. Menciptakan suasana gembira dalam proses belajar mengajar, akan berdampak bagi siswa lebih siap dan lebih mudah belajar, bahkan dapat mengubah sikap yang negative. Menghilangkan suasana membosankan , memperkenalkan ketakjuban dan kegembiraan belajar, merupakan hal yang harus dilakukan dengan cara penguatan atau penegasan prestasi siwa, mengakuinya dan kemudian merayakannya. Membangun rasa saling memiliki akan mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Rasa saling memiliki menciptakan rasa kebersamaan , kesatuan , kesepakatan dan dukungan dalam belajar Rasa ini dapat mempercepat proses belajar serta meningkatkan kepemilikan antar siswa. Aspek yang kedua dalam menata panggung belajar adalah landasan. Landasan merupakan kerangka kerja yang terdiri dari tujuan, keyakinan,kesepakatan, kebijakan , prosedur, dan aturan bersama yang berisi pedoman bagi guru dan siswa untuk bekerja dalam komunitas belajar. Dalam suatu komunitas belajar harus memiliki tujuan bersama. Suatu komunitas dapat saling merekatkan, saling memacu aksi siswa dalam mengembangkan kecakapan dalam satu mata pelajaran. Menjadi pelajar yang lebih baik dan saling berinteraksi mengembangkan ketrampilan yang dibutuhkan merupakan salah satu dampak positif menjadi satu komunitas dalam mencapai tujuan. Prinsip yang disepakati dalam komunitas belajar akan memberikan arah mencapai tujuan bersama dalam satu mata pelajaran. Dalam buku “ Quantum Teaching “ dikenal dengan delapan prinsip yaitu : integritas, kegagalan adalah kesuksesan, bicaralah dengan niat baik, hidup di saat ini, komitmen, tanggung jawab, sikap luwes dan fleksibel, dan keseimbangan. Meyakini atas kemampuan mengajar dan kemampuan belajar siswa, akan menimbulkan hal hal yang menakjubkan. Sikap penuh percya diri dapat ditempuh dengan keyakinan bahwa apapun yang dilakukan adalah sesuatu yang besar di dunia, agar keadaan berubah, aku harus berubah. Kesepakatan merupakan salah satu landasan dalam mengelola suasana kelas agar menyenangkan. Kesepakatan merupakan daftar sederhana dan kongkrit untuk memperlancar jalannya proses belajar mengajar. Kebijakan sebagai pendukung tujuan komunitas belajar. Kebijakan juga menjelaskan urutan tindakan untuk situasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Kebijakan biasanya diikuti prosedur yang memberikan arahan perilaku dalam mengambil sikap, atau memutuskan untuk bertindak oleh suatu keadaan. Prosedur yang akrap akan menciptakan rutinitas dan mengesankan adanya kestabilan, pengendalian yang terstruktur. Lingkungan merupakan aspek terakhir dalam upaya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan atau fun learning. Sebuah gambar lebih berarti daripada sebuah kata. Jika dalam proses belajar mengajar seorang guru menggunakan media atau alat peraga , situasi pembelajaran akan lebih menakjubkan. Alat peraga dapat mengawali proses pembelajaran dengan cara merangsang modalitas visual. Penataan lingkungan dengan poster icon memicu siswa untuk mengetahui informasi yang terkandung dalam poster tersebut. Informasi yang telah lalu, kini dan yang akan datang akan lebih dikenali siswa bila guru menggunakan poster icon sebagai perangsang minat belajar siswa. Poster afirmasi yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa , senantiasa ditempatkan di dinding kelas agar terjadi komunikasi setiap saat antara poster afirmasi dengn siswa. Dengan demikian siswa akan termotifasi setiap membaca poster afirmasi tersebut. Contoh poster afirmasi semisal “ aku mampu mempelajarinya “, “ Aku menjadi semakin pintar “. Gunakan warna dalam setiap proses pengajaran di kelas. Denganwarna dapat menarik perhatian siswa dan akan memperkuat pengajaran dan belajar siswa. Gunakan warna yang menarik untuk kata kunci atau hal yang penting dalam pengajaran. Penggunaan alat Bantu sangat membantu pembelajaran visual dan kinestetik. Siswa yang kinestetik akan memegang alat Bantu dan mendapatkan kesan yang baik akan sebuah pembelajaran. Pengaturan bangku disesuaikan dengan interaksi yang diinginkan . Susunan bangku yang tidak dapat berubah dapat disiasati dengan cara duduk siswa yang dibuat bervariasi. Bangkitkan suasana menyenangkan dalam kelas dengan memberikan sentuhan tumbuh tumbuhan, aroma dan musik. Dalam buku Quantum Teaching, (Hirsch, 1993) mengatakan bahwa kemampuan berfikir dapat meningkat 30 % dengan sentuhan wewangian bunga. Ketika siswa memasuki kelas, warna warni cerah ada di mana mana , kata kata di dinding, musik sepanjang waktu, indah menenangkan pikiran dan membuat siswa terfokuspada tugas tugas hari itu. Fun learning atau pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan dengan lingkungan yang terdapat poster icon, poster avirmasi, alat bantu mengajar, dan pangaturan bangku yang senantiasa berubah. Musik, aroma tumbuhan dapat dipilih sebagai strategi dalam upaya meningkatkan motivasi siaswa untuk belajar yang pada akhirnya tujuan yang hendak dicapai dapat terwujut dengan kualitas yang menakjubkan.

 B. Quantum Teacher

 Guru merupakan factor prnting dan paling berarti dalam mempengaruhi siswa meraih sukses. Lazanov dalam buku Quantum Teaching mengatakan bahwa tindakan paling berpengaruh yang dilakukan seorang guru adalah memberikan teladan tentang makna menjadi seorang pelajar. Keteladanan, ketulusan, dan kesiap siagaan guru akan memperdayakan dan mengilhami siswa untuk aktif berkreasi dan berinovasi. Seorang quantum teacher memiliki kemampuan berkomunikasi yang digabungkan dengan rancangan pengajaran yang efektif, sehingga mampu berinteraksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum teacher menyingkap energi alamiah dalam diri setiap siswa dan mengorkestrasi interaksi yang mengubah energi tersebut menjadi cahaya bagi orang lain. Ciri seorang quantum teacher tercermin dalam delapan kunci keunggulan dan ketrampilan mengorkestra pembelajaran sesuai dengan modalitas dan gaya belajar para pelajarnya. Quantum teacher mengajarkan ketrampilan hidup di tengah tengah ketrampilan akademis. Quantum teacher mendahulukan interaksi dalam lingkungan belajar, memperhatikan kualitas interaksi antar siswa, ntara siswa dan guru , dan antara siswa dankurikulum. Dalam interaksi yang mampu mengubah energi menjadi cahaya, belapan kunci keunggulan, ketrampilan kuantum ,modalitas dan gaya belajar siswa diolah menjadi orkestra sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Delapan kunci keunggulan yang dimaksud adalah : Integritas dalam berbagai hal yang mencerminkan kepribadian yang menawan, diantaranya jujur, tulus, selaraskan nilai nilai dengan perilaku seorang quantum teacher. Beranggapan bahwa kegagalan adalah awal kesuksesan, kegagalan hanyalah memberikan informasi yang dibutuhkan untuk sukses, kegagalan tak pernah ada, dan meyakini bahwa semua ada manfaatnya jika kita bisa mengambil hikmahnya.hikmahnya. Allah menetapkan segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang sia sia. ( Al Hadist ). Di balik kesulitan selalu ada kemudahan ( QS Al insiroh ). Berbicara dengan niat yang baik, positif, bertanggung jawab untuk komunikasi yang jujur dan lurus, hindari gossip dan komunikasi berbahaya. Tanamkan gaya hidup di saat ini bagi seorang quantum teacher diperlukan agar dapat memusatkan perhatian pada saat sekarang, memanfaatkan waktu sebaik baiknya dan mengerjakan tugas sebaik mungkin. Memenuhi janji dan kewajiban, melaksanakan visi, hanya melakukan hal yang urgen , merupkan komitmen yang harus dimiliki seorang quantum teacher. Bertanggung jawab , bersikap luwes, fleksibel, terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu anda memperoleh hasil yang diinginkan. Menjaga keseimbangan antara pikiran, tubuh dan jiwa, sisihkan waktu untuk membangun dan memelihara ketiganya merupakan kunci terakhir yang senantiasa dimiliki seorang quantum teacher. Quantum teaching yang efektif hanya dapat dilakukan oleh seorang quantum teacher yang mampu menjembatani jurang antara dunia siswa dengan dunia guru. Hal ini akan memudahkan kita membangun jalinan, menyelesaikan bahan pelajaran lebih cepat membuat hasil belajar lebih melekat dan memastikan terjadinya pengalihan transfer pengetahuan ( Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer Nouri : 1999 ). Otak terdiri dari tiga jalan tol atau biasa disebut dengan modalitas. Jalan ini dipergunakan untuk memproses rangsangan yang datang kepada kita dari luar diri kita. Ketiga modalitas ini adalah visual, auditorian dan kinestetik. Ketiga modalitas belajar ini mempengaruhi gaya belajar pemiliknya. Gaya belajar siswa inilah yang harus diperhatikan gura dalam proses pembelajaran di kelas agar siswa merasa terlayani sesuai modalitas yang mereka punyai, atau yang paling menonjol diantara ketiga modalitas belajar yang dimiliki siswa. Gaya belajar yang menonjolkan modalitas visual mengakses citra visual yang diciptakan maupun diingat. Seorang yang berciri modalitas visual akan lebih teratur, memperhatikan sesuatu dengan penglihatannya dan akan menjaga penampilannya. Mereka akan mengingat dengan melihat gambar, lebih suka membaca dan mampu mengingat apa apa yang dilihatnya. Seorang bermodal visual lebih membutuhkan gambar dan bacaan dari pada keterangan guru. Gaya belajar auditorial lebih mudah mengakses segala jenis bunyi dan kata. Musik, nada, dan irama, dialog internal dengan pendengarannya lebih menonjol dimiliki. Biasanya perhatiannya mudah terpecah, berbicara dengan pola berirama, belajar dengan cara mendengarkan, berbicara saat membaca. Modalitas kinestetik merupakan gaya belajar yang lebih mudah mengakses segala jenis gerak. Seseorang yang sangat kinestetik lebih suka bergerak, menyentuh , mendekati obyek,, belajr dengan melakukan learning to do. Seorang quantum teacher harus mampu memberikan pelayanan kepada siswa dalam proses pembelajarannya dengan senantiasa memperhatikan dan memberikan porsi yang sesuai dengan modalitas siswa dalam menerima pembelajaran. Ciri seorang quantum teacher ditandai juga dengan lima ketrampilan yang dimiliki dan diaplikasikan pada proses pembelajaran di kelas. Kelima ketrampilan itu adalah kepribadian bersegi banyak, artinya luwes, berwibawa, antusias,supel, humoris,tulus, sehingga mampu mengorkhestra kelas agar terjadi interaksi dinamis. Fasih dalam berkomunikasi sehingga berbicara jelas , ringkas, dan jujur tidak berbelit belit dalam kata kata. Peduli terhadap diri siswa dan pengalaman hidupnya, sehingga mampu menetapkan siswa menjadi rekan berinteraksi dalam meraih cita cita. Bertidak berdasarkan target, tidak melakukan hal hal yang tidak berguna karena hal itu akan merusak target yang telah ditentukan, baik secara kialitas maupun kuantitas. Para pelajar quantum, belajar secara menyenangkan mengikuti gaya belajar mereka dengan mempertimbangkan beberapa petunjuk sepert yang ditulis dalam buku “quantum Learning “. ( Bobbi DePorter, Mike Hernacki :335 ). Melihat sekilas sebelummembaca, inilah saatnya berkreatif, memanfaatkan waktu, tempat belajar dan waktu belajar yang teratur dengan pencahayaan yang tepat, menggunakanmusik saat belajar agar pikiran tidaktegang, istirahat setiap setengah jam selama lima menit karena waktu terbaik untuk belajar adalah sebelum dan sesudah istirahat, merencanakan setiap kegiatan belajar, bersikap siaga penuh minat , menganggap kegagalan adalah umpan balik.

 C. E- EDUCATION

Sistem pendidikan berbasis elektronik saat ini merupakan system pendidikan yang dikenal dengan istilah e-education. System ini memilih internet sebagai sarana pembelajaran baik oleh guru maupun siswa yang dilakukan sebelum , saat dan sesudah proses belajar mengajar berlangsung. Dahulu, e-education menggunakan radio dan televisi sebagai sarana belajar. Seiring kemajuan teknologi saat ini, internet menjadi sarana komunikasi yang sangat strategis Karena untuk mengaksesnya tidak terhambat oleh ruang dan waktu. Kini, internet bisa diakses di setiap sudut rumah, sekolah, kantor bahkan di tempat perbelanjaan. Kemudahan ini menyebabkan informasi dari internet dapat diperoleh oleh siapa saja tanpa filter yang membatasinya. Segala umur, status seseorang tidak menghalangi mereka untuk belajar melalui internet. Internet pertajam ingatan, demikian dikatakan dalam Media Indonesia bahwa menyusuri dunia maya dapat membantu orang orang tengah baya menjaga ketajaman daya ingat mereka. Hal ini merupakan hasil penelitian di Universitas California Los Angeles. Peneliti mengawasi aktivitas otak sejumlah 24 sukarelawan berusia 55 – 76 tahun ketika mereka melakukan pencarian di internet. Aktivitas mereka direkam dengan penindai pencitraan resonansi magnetis. Hanya dengan menyusuri internet, kita dapat melatih otak. Ini akan menjaga otak tetap aktif dan sehat ( Dr. Gary Small ) Pela e-education terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi yang ada hingga terciptanya system ponsel. Dengan system ponsel, dimana akses telepon dapat dilakukan tanpa kabel, bahkan sejumlah peralatan ponsel dapat langsung mengakses internet. Internet telah menjadi ajang eksplorasi oleh para ahli. Sejak internet difungsikan sebagai sarana pendidikan pada tahun 1990 an, maka denyut pendidikan tak pernah berhenti. ( Budi Setyo Dharma Oetomo 2002 : 92 ). E-Education adalah istilah yang dipergunakan untuk memberi nama pada kegiatan kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui internet. Melalui internet, seakan akan sekolah membuka kelas diperbagai lokasi, karena melalui internet siswa dari berbagai belahan dunia dapat berinteraksi. Mereka belajar , mengikuti pendidikan hanya dari computer yang berada di depannya. Interaksi guru dan siswa dapat berlangsung tanpa melalui birokrasi yang rumit. Mengapa e – Education ? karena banyak kemudahan dan manfaatnya. Lembaga pendidikan, siswa , guru dan masyarakat pada umunya dapat memanfaatkan internet dalam model pembelajaran. Diantara manfaat e-Education adalah : 1. Memperpendek jarak. Lembaga pendidikan dapat mendekatkan diri dengan siswa dan guru tanpa harus terjadi kontak secara fisik. Kehadiran mereka cukup dengan mengklik situsnya. Birokrasi yang berbelit, sirna dengan kecanggihan komunikasi melalui interaksi e-mail. 2. Perluasan pasar. Karena tidak terbatas pada lokasi,maka jangkauan pasarpeserta didik lebih luas dibanding dengan system pendidikan tradisional. 3. Biaya terkendali. Lembaga pendidikan dapat hadir si seluruh penjuru dunia tanpa harus hadir secara fisik. Biaya pendidikan tidak perlu dana untuk pembangunan fisik, pengaturan jadwal belajar, sehingga tidak membebani pejabat terkait yang sangat terbatas kesempatannya untuk bertemu secara fisik. Hal ini dapat menekan biaya pendidikan. 4. Hemat.Proses pendidikan dapat melalui pola paperless , sehingga biaya distribusi materi dan jawaban tesdapat ditekan karena dilakukan melalui elektrinik. Hal ini dapat menghemat biaya kertas, prangko maupun waktu pengiriman. 5. Cash flow terjamin Biaya pendidikan akan lebih terjamin karena pembayaran dilakukan terlebih dahulu sebelum pengiriman pesanan materi dilaakukan. Dengan demikian e-Education, memerlukan modal yang relative kecil. 6. Efektif dan efisien. Pendidikan berpola e-Education dapat meningkatkan produktifitas, mengurangi biaya transportasi, meningkatkan citra lembaga, meningkatkan pelayanan, mempermudah akses informasi, menyederhanakan proses dan meningkatkan fleksibilitas. 7. Peluang kerja baru. Bagi masyarakat , karena lapangan pekerjaan baru tersedia , dan berpeluang meraih sukses. Lahirnya e-education tidak menggantikan pola pendidikan tradisional tetapi melengkapinya. 8. Tantangan baru. Bagi guru,siswa dan lembaga pendidikan system e-education merupakan tantangan baru dibidang SDM untuk mensejajarkan diri dengan kemajuan IPTEK. E-Education hadir untuk kalangan tertentu, belum bisa menjangkau seluruh kalangan masyarakat. Untuk mengakses informasi melalui internet sebagai bagian dari e-Education memerlukan ketrampilan dan kemampuan dari segi manusia sarana dan prasarananya. Dengan demikian hambatan pola pendidikan ini dialami oleh beberapa unsure terkait, misalnya: 1. Perubahan budaya. Proses belajar mengajar konvensional selalu hadir secara visik antara unsure yang terlibat dalam pembeljaran di kelas. Upaya merubah kebiasaan yang demikian masih dirasa sulit dilakukan. 2. Biaya tinggi. Lembaga pendidikan memerlukan biaya tambahan untuk menyediakan perangkat lunak guna dapat mengakses internet. 3. Sarana computer tersedia hanya di lembaga pendidikan tertentu, sedangkan tidak semua siswa memiliki komputer sehingga untuk mengerjakan tugas rumah mereka harus pergi ke warnet. 4. SDM yang menguasai system kerja internet masih sangat terbatas, sehingga menjadi kendala apabila terjadi kesulitan secara teknis. 5. Ketergantungan daya listrik dan jaringan sangat tinggi sehingga hambatan ini dirasa paling mempengaruhi proses belajar mengajar dengan akses internet sebagai sarana pembelajaran dalam e-Education. Meskipun tantangan dan hambatan yang dihadapi, menurut survey ,emunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan pengguna jasa internet pada jangka waktu 5 tahun ini meningkat 100 % pertahunnya.( Budi Setyo Dharma Oetomo, 2002 :97 ). Teknologi internet merupakan jenis media e-Education yang dapat menciptakan interaksi dua arah secara online . Kini media ini semakin popular digunakan untuk mengembangkan proses belajar mengajar karena bersifat interaktif, memiliki jaringan global dunia sehingga jangkauan aksesnya tek terbatas. Sistem informasi merupakan factor yang mendasar untuk menunjang terbentuknya system e-Education yang interaktif. Seluruh data dan informasi yang tercatat secara sistematis melalui system informasi dapat dieksplorasi oleh lembaga untuk menyusun rencana berbagai kegiatan. Melalui system informasi e-Educetion berbasis jaringan computer dan internet yang mampu mengintegrasikan data dan mendistribusikan informasi dari dan ke berbagai tempat dengan cepat,aman akurat. Melalui sarana internet memudahkan dan menyederhanakan proses mengakses materi pendidikan sehingga guru dan siswa dapat setiap saat memperbaharui modul atau tugas tugasnya, sementarasiswa dapat memperoleh modul itu melalui proses administrasi yang sederhana. Dari beberapa teori tentang pembelajaran ,peran guru tetap memegang peranan penting. Sehebat apapun teknologi pembelajaran, tanpa ditunjang kemampuan guru yang professional tidak akan berdampak pada keberhasilan dunia pendidikan. Kedua aspek ini harus saling menunjang agar terjadi kolaborasi yang sinergi sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif sebagai wahana bagi siswa meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilanyang berguna bagi masa depannya. Teknologi pendidikan mengajak guru untuk bersikap problematis terhadap proses belajar mengajar dan memandang setiap metode mengajar sebagai hipotesis yang harus diuji efektifitasnya. Hal ini mendorong para guru untuk menjadi peneliti yang selalu kritis terhadap profesinya, dan selalu ingin meningkatkan kualitas SDMnya sebagai guru yang professional. (Nasution, M.A. 1994 : 12 )

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 A. Populasi Penelitian

 Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK ) Negeri 6 Semarang .Jumlah populasi yang dipergunakan untuk penelitian adalah Dua kelas yang masing masing terdiri dari 38 siswa. Kedua kelas ini khusus program studi tata busana pada tingkat terakhir ( kelas III ). Penelitian dilakukan pada saat proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran desain busana. Selain siswa, guru yang mengajar mata pelajaran desain busana khususnya pada kelas yang dijadikan obyek penelitian juga kami jadikan obyek penelitian. Dua kelas yang diteliti masing masing berbeda dalam menerapkan teknologi pembelajarannya. Fun learning diterapkan pada salah satu kelas, sedangkan kelas yang lain melakukan proses belajar mengajar seperti biasanya, tanpa menerapkan fun lerning di kelas.

 B. Pengumpulan Data

Tahap orientasi. Pada tahap ini peneliti melihat, mendengar kemudian mencatat hal hal yang kurang kondusif dalam proses belajar mengajar di kelas yang dijadikan obyek penelitian. Hasil orientasi akan dibandingkan dengan keadaan kelas yang lain sebagai kelas model atau contoh penelitian. Hal yang diamati masih bersifat umum , belum mengarah pada tujuan penelitian. Tahap eksplorasi. Pada tahap ini pengamatan sudah specific. Wawancara dalam rangka pengumpulan data dilakukan mengarah pada hal hal yang akan diteliti.Informasi diperoleh dari informan yang kompeten dan terlibat langsung pada masalah yang akan diteliti. Tahap member check . Hasil pengamatan pada tahap orientasi dan eksplorasi yang terkumpul, dianalisa, dituangkan dalam bentuk laporan, diperbanyak dan diberikan kepada responden yang bersangkutan untuk dibaca dan dinilai kesesuaiannya dengan informasi yang pernah diberikan oleh responden. Jika ada kesalahan informasi, maka akan dilakukan perbaikan data. Tujuan member check agar responden meng-chek kebenaran laporan , agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya.Ketiga tahap ini dalam pelaksanaannya tidak ada batas waktu. Masing masing tahap dapat dilaksanakan bersamaan.

C. Instrumen Penelitian

 Pada awal penelitian, instrumen penelitian yang utama adalah peneliti sendiri. Seteleh penelitian berlangsung, dimungkinkan untuk melibatkan responden lain yang lebih memahami pokok permasalahan. Hal ini dimungkinkan untuk memperoleh data yang lebih akurat melalui angket dan wawancara yang lebih terstruktur. Bala pada awalnya data bersifat emic, atas pengolahan peneliti data dapat bersifat etic.

D. Rencana Analisis Data

 Analisis data dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Analisis dilakukan untuk pengembangan hipotesis dan teori berdasarkan data yang diperoleh.

 DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar, 2001, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ, Jakarta, Arga DePorter, Bobbi, Hernacki, Mike, 1992, Quantum Learning, New York : Dell Publishing DePorter, Bobbi, Reardon, Mark, Singer Nouri, Sarah, 1999, Quantum Teaching, Boston : Allyn and Bacon Dharma Oetomo, Budi Setyo. 2002, e-Education, Yogyakarta : Andi Drajat Wiartao, Edi, 2002, Pengaruh Persepsi dan Motivasi Terhadap Kreativitas Guru, Tesis, Semarang, Program Pascasarjana Unnes Engkoswara, 1982/1983, Menyambut Perubahan Kurikulum dengan Administrasi Pendidikan yang Baik, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ………, 2008, Internet Pertajam Ingatan , Jakarta, Media Indonesia Nasution, 1994, Teknologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara Nasution, 1998, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, Bandung : Tarsito Munir, 2006, Etika Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Bandung : UPI PRESS Sopyan, Yayan, 2007, Mengenal dan Mengoptimalkan Google, Jakarta, Mediakita

UPAYA MENCIPTAKAN FUN LEARNING MELALUI QUANTUM TEACHER DAN E-EDUCATION PROPOSAL TUGAS MATAKULIAH : KARYA TULIS ILMIAH DOSEN PENGAMPU : PROF. DR SUPADI Oleh : Zakiyatul Jamilah NIM : 11025080001 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2008

Leave a comment »

<!– /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:””; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:648441759; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-2039416000 1793106660 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l0:level1 {mso-level-start-at:0; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:-; mso-level-tab-stop:54.0pt; mso-level-number-position:left; margin-left:54.0pt; text-indent:-18.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} –>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;}

Fun learning

Fun learning atau pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan melalui berbagai strategi yang diawali dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan akan menghasilkan siswa yang riang penuh tanggung jawab dalam mencapai tujuan belajar. Proses belajar mengajar di kelas dapat diubah menjadi komunitas belajar atau masyarakat mini yang setiap detailnya telah digubah secara seksama untuk mendukung belajar optimal, yaitu dengan cara anda mengatur bangku, menentukan kebijakan kelas, hingga cara anda merancang pengajaran.

Kelas dapat diubah menjadi rumah tempat siswa terbuka terhadap umpan balik dan mancari respon, serta menjadikan kelas sebagai tempat belajar untuk mengakui dan mendukung orang lain, juga tempat mereka mengalami kegembiraan, kepuasan, memberi dan menerima, belajar dan tumbuh. Kontek menata kelas bak sebuah panggung belajar, tempat siswa mengalami perubahan tingkah laku dengan suasana kegembiraan mempunyai empat aspak, yaitu suasana, landasan, lingkungan dan rancangan.

Aspek suasana mencakup bahasa yang dipergunakan, cara menjalin simpati, serta sikap terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar (Bobbi DePotter, Mark Reardon,& Sarah Singer- Nourie : 2000 : 14 ). Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan social atau suasana kelas adalah penentu psikhologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Suasana atau keadaan kelas menunjukkan arena belajar yang dipengaruhi emosi. Suasana kelas dapat dibuat biasa saja, atau merupakan suatu penemuan yang luar biasa. Aspek untuk membangun suasana yang menyenangkan adalah adanya niat, jalinan rasasimpati dan saling pengertian, keriangan dan ketakjuban, pengambilan resiko, saling memiliki dan ketauladanan.

Niat yang kuat seorang guru atau kepercayaan akan kemampuan dan motivasi siswa harus terlihat jelas. Keyakinan seorang guru terhadap keinginan siswa untuk berhasil harus dipercayai , karena keyakinan seseorang mengenai kemampuan dirinya sangat berpengaruh pada kemampuan itu sendiri.

Jalinan rasa simpati dan saling pengertian dapat menarik keterlibatan siswa. Hubungan ini akan membangun jembatan menuju suasana yang menggairahkan bagi siswa, membuka jalan memasuki suasana baru, berbagi kesuksesan dan berbicara dengan hati nurani. Membina hubungan baik dapat memudahkan melibatkan siswa dalam pengelolaan kelas sehingga dapat meningkatkan kegembiraan dalam proses belajar mengajar. Hubungan yang terbina dengan baik antara guru dan siswa akan memudahkan siswa menerima kehadiran seorang guru sekaligus dengan ajarannya. Mengenal siswa lebih dekat, merupakan bagian dari menciptakan suasana yang terbuka dan efektif.

Berikut adalah saran untuk membina hubungan sehingga timbul rasa simpati dan saling pengertian.

Memperlakukan siswa sebagai manusia yang sederajat.

Mengetahui kemauan siswa, hal yang disukai, cara berfikir serta perasaan mereka memaknai kehidupannya.

Mengetahui hambatan siswa dalam memperoleh sesuatu.

Berbicara secara jujur serta senantiasa melibatkan siswa dalam bersenag senang di kelas.

Menciptakan suasana gembira dalam proses belajar mengajar, akan berdampak bagi siswa lebih siap dan lebih mudah belajar, bahkan dapat mengubah sikap yang negative. Menghilangkan suasana membosankan , memperkenalkan ketakjuban dan kegembiraan belajar, merupakan hal yang harus dilakukan dengan cara penguatan atau penegasan prestasi siwa, mengakuinya dan kemudian merayakannya.

Membangun rasa saling memiliki akan mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa. Rasa saling memiliki menciptakan rasa kebersamaan , kesatuan , kesepakatan dan dukungan dalam belajar Rasa ini dapat mempercepat proses belajar serta meningkatkan kepemilikan antar siswa.

Aspek yang kedua dalam menata panggung belajar adalah landasan. Landasan merupakan kerangka kerja yang terdiri dari tujuan, keyakinan,kesepakatan, kebijakan , prosedur, dan aturan bersama yang berisi pedoman bagi guru dan siswa untuk bekerja dalam komunitas belajar.

Dalam suatu komunitas belajar harus memiliki tujuan bersama. Suatu komunitas dapat saling merekatkan, saling memacu aksi siswa dalam mengembangkan kecakapan dalam satu mata pelajaran. Menjadi pelajar yang lebih baik dan saling berinteraksi mengembangkan ketrampilan yang dibutuhkan merupakan salah satu dampak positif menjadi satu komunitas dalam mencapai tujuan.

Prinsip yang disepakati dalam komunitas belajar akan memberikan arah mencapai tujuan bersama dalam satu mata pelajaran. Dalam buku “ Quantum Teaching “ dikenal dengan delapan prinsip yaitu : integritas, kegagalan adalah kesuksesan, bicaralah dengan niat baik, hidup di saat ini, komitmen, tanggung jawab, sikap luwes dan fleksibel, dan keseimbangan.

Meyakini atas kemampuan mengajar dan kemampuan belajar siswa, akan menimbulkan hal hal yang menakjubkan. Sikap penuh percya diri dapat ditempuh dengan keyakinan bahwa apapun yang dilakukan adalah sesuatu yang besar di dunia, agar keadaan berubah, aku harus berubah.

Kesepakatan merupakan salah satu landasan dalam mengelola suasana kelas agar menyenangkan. Kesepakatan merupakan daftar sederhana dan kongkrit untuk memperlancar jalannya proses belajar mengajar.

Kebijakan sebagai pendukung tujuan komunitas belajar. Kebijakan juga menjelaskan urutan tindakan untuk situasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Kebijakan biasanya diikuti prosedur yang memberikan arahan perilaku dalam mengambil sikap, atau memutuskan untuk bertindak oleh suatu keadaan. Prosedur yang akrap akan menciptakan rutinitas dan mengesankan adanya kestabilan, pengendalian yang terstruktur.

Lingkungan merupakan aspek terakhir dalam upaya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan atau fun learning. Sebuah gambar lebih berarti daripada sebuah kata. Jika dalam proses belajar mengajar seorang guru menggunakan media atau alat peraga , situasi pembelajaran akan lebih menakjubkan. Alat peraga dapat mengawali proses pembelajaran dengan cara merangsang modalitas visual.

Penataan lingkungan dengan poster icon memicu siswa untuk mengetahui informasi yang terkandung dalam poster tersebut. Informasi yang telah lalu, kini dan yang akan datang akan lebih dikenali siswa bila guru menggunakan poster icon sebagai perangsang minat belajar siswa.

Poster afirmasi yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa , senantiasa ditempatkan di dinding kelas agar terjadi komunikasi setiap saat antara poster afirmasi dengn siswa. Dengan demikian siswa akan termotifasi setiap membaca poster afirmasi tersebut. Contoh poster afirmasi semisal “ aku mampu mempelajarinya “, “ Aku menjadi semakin pintar “.

Gunakan warna dalam setiap proses pengajaran di kelas. Denganwarna dapat menarik perhatian siswa dan akan memperkuat pengajaran dan belajar siswa. Gunakan warna yang menarik untuk kata kunci atau hal yang penting dalam pengajaran.

Penggunaan alat Bantu sangat membantu pembelajaran visual dan kinestetik. Siswa yang kinestetik akan memegang alat Bantu dan mendapatkan kesan yang baik akan sebuah pembelajaran.

Pengaturan bangku disesuaikan dengan interaksi yang diinginkan . Susunan bangku yang tidak dapat berubah dapat disiasati dengan cara duduk siswa yang dibuat bervariasi. Bangkitkan suasana menyenangkan dalam kelas dengan memberikan sentuhan tumbuh tumbuhan, aroma dan musik. Dalam buku Quantum Teaching, (Hirsch, 1993) mengatakan bahwa kemampuan berfikir dapat meningkat 30 % dengan sentuhan wewangian bunga. Ketika siswa memasuki kelas, warna warni cerah ada di mana mana , kata kata di dinding, musik sepanjang waktu, indah menenangkan pikiran dan membuat siswa terfokuspada tugas tugas hari itu.

Fun learning atau pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan dengan lingkungan yang terdapat poster icon, poster avirmasi, alat bantu mengajar, dan pangaturan bangku yang senantiasa berubah. Musik, aroma tumbuhan dapat dipilih sebagai strategi dalam upaya meningkatkan motivasi siaswa untuk belajar yang pada akhirnya tujuan yang hendak dicapai dapat terwujut dengan kualitas yang menakjubkan.

Leave a comment »

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Comments (1) »